Kebahagiaan

Beberapa hari yang lalu aku mengeluh pada Allah betapa bosannya aku. Terkungkung pekerjaan dan terlilit tanggung jawab. Aku meminta kepadanya sebuah kebahagiaan. Alasan untuk berbahagia aku cari-cari. Semakin dicari kebahagiaan itu, aku malah menemukan kesalahan demi kesalahanku pada diriku, orang tuaku, sahabat-sahabatku, muridku, dosenku dan kepada Tuhanku.

Pagi ini, aku terbangun dengan hati yang terasa seolah-olah akan meledak. Bibirku ingin tersenyum terus. Kakiku terasa ingin loncat-loncat kegirangan. Dalam perutku seolah-olah ada kupu-kupu yang terbang kesana-kemari seperti orang yang sedang jatuh cinta. Aku sangat bahagia, tanpa alasan.

Dan saat aku menuliskannya, rasa bahagia ini terus bertambah. Dan tanpa alasan aku mampu tersenyum. Alhamdulillah. Terima kasih Tuhanku, Ya Allah. Aku sangat bahagia. Aku bahagia bukan karena manusia lain.

Aku ini kenapa? Bodohnya.... jelas saja aku bahagia, hanya manusia yang masih hidup makanya bisa merasa bahagia. Mata, hidung, telinga, lidah, tangan dan kakiku normal. Aku kini sehat. Aku beruntung masih bisa menikmati oksigen gratis. Aku masih bisa menikmati manisnya roti, segarnya air, cerahnya langit. Aku masih bisa mendengarkan musik mengalun dari leptopku dan koneksi internet yang tidak bermasalah. Hp-ku masih berdering tanpa mengganggu. Kenapa pula aku harus merasa tidak bahagia? Kenikmatan sebegini banyak.... masa aku tidak merasa bahagia. Berbahagia terkadang memang tak perlu yang begitu extraordinary. Berbahagia itu sebagian dari mensyukuri nikmat Tuhan. Betapa nikmatnya hidup. ^_^

Terimakasih Tuhan, aku benar-benar bahagia. ^_^

Komentar

Postingan Populer