...diantara mereka ternyata tak sepaham
...diantara mereka ternyata ada yang tak sepaham denganku. Mereka yang aku maksud adalah sahabat-sahabatku. Wajar sih... kan mereka cuma tahu tapi tidak merasakan apa yang aku rasakan.
Aku memang anak satu-satunya bagi ibuku. Tuntutan keadaan yang membuatku harus mengerti. Aku tidak minta ditinggalkan. Aku tidak meminta ibuku jadi tulang punggung keluarganya. Pilihan yang tersedia adalah jalani dengan ikhlas dan sebaik-baiknya atau jalani dengan menggerutu dengan ketidaksabaran.
Keadaan demikian yang akhirnya membuatku mencintai pekerjaan daripada bangku kuliah. Pekerjaanlah yang membuatku merasa tidak perlu berharap banyak dari orang lain. Pekerjaanlah yang membuatku mandiri. Pekerjaan pula yang pada akhirnya mengembalikanku pada bangku kuliah. Tapi bukan itu yang hendak aku bahas kali ini.
Mereka tidak mengerti mengapa aku membeli tanah makam, menyipakan biaya pemakaman... yang belum sih beli kain kafan. Heloooo aku manusia realistis. Semua orang akan meninggal cuman kita gak tau giliran kita kapan. Yang terlintas dikepalaku, kalo aku mati jelas aku gak bisa nguburin diri sendiri...tentunya kewajiban manusia yang masih hidup dong yang menguburkan orang mati. Namun ketika seseorang meninggal, orang disekelilingnya bingung mau nguburin dimana... bahkan ada orang yang bingung bukan perkara tempat tapi biaya tanah makamnya dapet dari mana. Seenggaknya kalo udah beli tanah makam ya... kalau mati gak begitu nyusahin orang yang hidup gitu lho....
...lagipula aku baru inget...enam tahun ini adalah usia bonus dari Tuhan. Seharusnya aku memanfaatkannya untuk semua hal baik yang diridhoi-Nya. Aku sangatttt ingin jauh dari apa-apa yang dilarangNya...
Terima kasih Ya Allah, hidupku sudah melampaui usia yang di prediksi dokter.
Komentar
Posting Komentar