Sepengal penantian hujan reda

Tadi ujan guede benge pas nyampe Gegerkalong. Daripada payung patah terterpa angin di tanjakan cinta menuju JICA, saya memutuskan untuk menunggu hujan reda di mesjid DT sekalian menunaikan kewajiban.

Ada pemandangan yang agak beda, isi mesjid didominasi siswa berseragam putih abu. Wah, jangan-jangan mereka sedang sanlat, heu biarlah melebur dengan berondong sekali-kali di majelis ilmu.


Yang berceramah tadi kebetulan Aa Gym, dah lama tuh saya tidak melihatnya dilayar kaca....ini sepenggal apa yang kudengar sembari menunggu hujan reda,

Siapa yang kenal tukang parkir?
Berteman maksudnya,A? Saya gak punya temen tukang parkir, belum.
Pernahkah tukang parkir sombong karena mobil atau motornya banyak dan berganti-ganti?Nggak. Pernahkah tukang parkir bersedih hati saat mobil atau motornya berkurang? Nggak kayaknya. Pernahkah tukang parkir ria karena kebanyakan mobil atau mobil?Nggak juga kayaknya.
Kenapa tukang parkir bersikap demikian? Kan tu mobil sama motor bukan punya dia,A.

Begitu pula dengan kita. Apa yang kita "miliki", semuanya adalah titipan Allah. Coba belajar dari tukang parkir, dia tidak pilih-pilih mmobil atau motor mana yang boleh diparkir dan kita juga tidak dapat memilih memiliki bentuk tubuh seperti apa yang kita inginkan. Tukang parkir, ridho apapun yang terparkir di lahan parkirnya, toh semuanya membayar ongkos parkir. Manusia juga demikian, apa yang dititipkan sebaiknya di ikhlaskan, ridho... maka kita akan mendapatkan pahala sebagai imbalannya.

Tidak ada ujian atau permasalahan yang salah. Tapi bagaimana cara kita menyikapi masalah. Ya mungkin nasi bisa menjadi bubur, tapi kita harus kreatif, pake kecap, cakue, ayam, kacang, kerupuk... jadi bubur ayam yang enak. Kirain saya aja yang suka bilang kayak gitu, kalo nasi dah jadi bubur bumbuin aja tambahin kacang, ayam sama sambel.


Ibarat guru TK tidak mungkin memberi soal ulangan untuk anak SMA. Ujian yang diberikan pasti sesuai dengan tingkatan tertentu yang kita jalani. Tidak ada soal ulangan yang salah, ada juga jawaban yang salah. Kita harus berpandai-pandai menyikapi masalah agar mendapat solusi terbaik untuk masalah yang kita hadapi.

Jangan mengeluh. Ikhlaskan saja. Setiap permasalahan pasti ada hikmahnya. Seperti misalnya ada santri yang berdoa, "Ya Allah saya minta dipertemukan dengan jodoh saya.". Ketika keluar dari mesjid dia digigit anjing. Apa salah digigit anjing? Baik apa buruk digigit anjing? "Ya Allah saya minta dipertemukan dengan jodoh saya, bukan dengan anjing.".

Allah tidak pernah salah memperhitungkan takdir umatnya. Si santri dirawat di rumah sakit. perawat yang merawatnya tetap. Seiring dengan kesembuhan, rahasia jawaban sebuah doa tersingkap, bahwa perawat santri itulah yang menjadi jodohnya.

Bagaimana lanjutan ceramah saya tidak tahu. Hujan sudah reda, saya harus ke fakultas. Ada perlu. :D

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer