Sudah lupakah kalian pada mimpi kita?

Apa yang terlintas dalam benakku sebelum mataku terpejam dan larut dalam tidurku? Pikiranku seringkali melayang tak tentu arah, dan tidak sekali pemikiran itu membuatku sulit terlelap. Masih banyak pekerjaan yang belum mampu aku selesaikan, adalah salah satu hal yang dapat membuatku gundah. Pekerjaan yang datang satu per satu dalam usaha mewujudkan mimpi.

Pikiranku sering kali mampir di sebuah tempat, tempat dimana aku menaruh mimpi-mimpiku. Tempat aku berhenti dari lelah pagi, siang dan sore. Tempat dimana suatu hari aku membangun sebuah rumah singgah menyerupai rumah susun yang diperuntukkan bagi anak-anak jalanan. Tempat yang ingin aku fasilitasi dengan kebun, toko, tempat orang dapat mengekspresikan kreatifitasnya, sekolah, restoran, perpustakaan dan rumah sakit.

Aku lelah, jika berada di sebuah kenyataan. Strata pendidikan formal dianggap penting tetapi ilmu yang didapatkan seringkali tak terpakai karena tunntutan lapangan pekerjaan yang tidak dapat menampung keahlian yang seharusnya dimiliki. Seperti seorang sarjana pendidikan yang bekerja di sebuah bank bagian costomer service. Gak nyambung!

Dulu ketika kuliah, aku sering bermalam bersama teman-temanku berdiskusi ngalor-ngidul tentang idealisme kehidupan. Banyak mimpi yang dibangun untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Ide-ide bermunculan bagaimana nanti kami merealisasikan mimpi-mimpi itu.

Tapi mimpi terkadang atau sering kali mungkin ironisnya...mimpi hanya sekedar mimpi. Kenyataan sering menamparku dengan keras agar aku terbangun dari mimpi indah yang panjang. Satu per satu temanku menghilang, ditelan dunia kerja sebagai pekerja.
Awalnya aku maklumi. Aku berprasangka, mungkin mereka mengumpulkan modal untuk meraih mimpi membangun sebuah peradaban yang lebih baik. Iseng-iseng di waktu senggangku aku bertanya akan keberadaan mimpi di kepala mereka.

Jawaban apa yang aku dapatkan?
Sekolah? Untuk apa sekolah lagi kalau sekarang udah enak bisa dapetin gaji yang cukup; Ngapain ngumpulin modal usaha yang belum tentu usaha itu akan berhasil?; Udahlah...nyogok sekali apa salahnya? Orang lain juga gitu; orang lain aja gak peduli sama kita, kenapa kita repot-repot harus peduli dengan orang lain; ngapain kerja di tempat kecil atau daerah kecil? Dikit duitnya, cape iya; dll yang ujung-ujungnya duit yang banyak dapat membuat mereka senang.

Wahai kawan sudah lupakah kalian pada mimpi kita? Mimpi berperan aktif untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan sosial. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi?

Komentar

Postingan Populer