Bandung, 15 Nopember 2010

Bandung, 15 Nopember 2010

Langit lagi gak bersahabat sore itu, hujan turun lebat sekali. Saya hendak turun dari kaki Manglayang. Jika memaksa menerobos tetaplah basah karena pakai jas hujan cuma setengah. Tuhan, Please...please reda dulu donk 10 menit aja buat turun gunung doank.

...lama menunggu, akhirnya hujan reda. Saya langsung turun gunung melewati alun-alun. Do you know what I see? Bocah-bocah basah kuyup sedang mengamen di angkot, salah satunya muridku. –repeat-MURIDKU---Ada rasa nyeri menyelusup ke dalam ruang hatiku. Spechless. Bayangkan saja jika kamu menjadi saya, konon saya katanya guru dia.

Oh Tuhan, anak itu menghampiriku dengan tatapan yang takut. Dia takut dimarahi. Padahal, siapa juga yang mau marah?Saya merasa iba padanya dan malu terhadap diri sendiri, betapa beruntungnya saya. Iba karena dia harus hujan-hujanan untuk uang recehan. Malu kareana banyak hal.

Malu karena saya lupa sering lupa bersyukur, saya tidak perlu basah-basahan, kedinginan untuk mendapatkan uang. Malu karena terlalu lama menunda mewujudkan mimpi karena kesenangan sesaat. Mimpi untuk mampu bembuat lapangan pekerjaan yang lebih baik daripada mengamen di jalanan. Tuhan, bantu aku mewujudkan mimpiku itu.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer