....

...semuanya dijadikan bahan pembelajaran hidup.

Ketika aku umroh, ada euforia sebagai makhluk Tuhan.... semuanya sangat istimewa. Aku jago molor, disana aku bisa gak ngantuk padahal tidur cuma dua jam sehari. Aku jago pilih-pilih makanan tapi aku sanggup jadi orang maruk walo makanan yang aku makan bukan makanan yang kalo sekarang tersaji di rumah belum tentu aku makan. Aku doyan nyolot kalo ada orang kurang ajar, disana aku sanggup menahan diri dan tetap ramah pada orang tersebut. Disana panas bukan main tapi aku sanggup tidak mengeluh. Indah bukan? Sangat beruntung lebih tepatnya merubah kebiasaan secara drastis.

Aku merasa jadi orang yang paling bahagia...sekaligus kerdil. Aku pergi dengan ilmu yang minim. Mulanya niatnya pun karena manusia. Aku ingin pergi untuk menjaga ibuku. Aku cukup sombong dengan merasa memiliki pengetahuan bahasa dan teknologi yah...cukuplah untuk sekedar menjaga ibuku. 

Ketika pergi, di bis...kami mulai membaca talbiyah. Hatiku begitu bergetar....belum pernah terasa sebelumnya. Aku mulai meluruskan niat. Entah gimana, aku tak perduli dengan permasalahan dunia. Yang ada ada dibenakku, aku ikhlas jika aku akan mati sekarang. Sepanjang jalan hanya permohonan ampun dari Tuhan yang aku harapkan. Ketika yang lain sibuk ingin jalan-jalan... mencoba aneka rupa makanan...tidaklah menarik bagiku.

Sesampainya di tanah haram, subhanallah...damai...walau tanahnya gersang dan orangnya tidaklah ramah. Sejuk....entahlah...aku tidak sanggup mendeskripsikan dengan kata-kata. Satu hal yang pasti sangat amat bahagia. 

Kebahagiaan itu terusik ketika mulai mengaktifkan jaringan dengan orang di kotaku. 
"Betah disana?","Tentu...rasanya gak mau pulang","Tuhan gak pernah merintahin buat hanya inget sama akhirat...","?".

Sesampainya di rumah...rasanya dunia jungkir balik. Belajarnya bentar ujiannya banyak. Ada yang terlewati dengan baik dan sayang banyaknya tidak. Astagfirullah....sungguh ternyata menepati janji pada diri sendiri jauh lebih sulit...menyesal gak pernah datang di awal. Tapi bodoh kalau aku tidak belajar dari satu kejadian demi kejadian.

Ya Allah, beri hamba kesempatan, kemudahan dan bimbinganMu untuk memenuhi janjiku terhadap diriku dihadapanMu dan karena mengharap ridhoMu. Lahaula Wala Quawata Illa Billah Hil Aliyil'Azim.

Memang sebaiknya aku mengingat kematian setiap harinya....agar aku hidup seolah-olah tak ada hari esok untukku.

Komentar

Postingan Populer