Bulan Juni

Ini Juni, dan Juli akan datang...hari ini aku teringat satu hari di bulan Juni beberapa tahun yang lalu.
Aku sedang berjalan di koridor lantai dua. Mataku melihat ke arah jendela laboratorium mencari-cari seseorang. Aku tersandung tumpukan sepatu, nyaris terjerembab ke dalam ruangan.
Anehnya aku tidak marah-marah melainkan tersenyum sendiri. Entah ide turun dari mana aku membereskan sepatu yang berantakan di depan pintu lab. Aku mengenali sepasang sepatu disana. Aku mengingat-ngingat ukurannya.
Sepulang dari sana, aku mengajak seorang temanku untuk membeli sepatu. Hari itu aku memilih sepasang sepatu bertali berwarna putih dengan nomor 40. Karena dia sering pake jaket putih. Topi dan ranselnya kan warna hitam. Pas rasanya.

Juli datang, aku memasukkan kardus sepatu dalam tasku. Aku mondar-mandir di depan laboratorium. Tapi dia tidak ada disana. Akhirnya, aku turun ke lantai satu. Aku nyaris terguling dari tangga karena aku tidak melihat undakkannya melainkan mataku tertuju pada seseoerang yang aku cari. Dia bersama siapa?
Aku duduk membelakangi dia. Lalu mengeluarkan hp-ku lalu memasang headset. Tak ada lagu yang kuputar. Aku mendengarkan percakapan mereka dalam diam. Apa yang aku dengar membuat pipiku bersemu merah, tanganku bergetar dan hatiku berkata "Enough!".
Aku melangkah pergi, menjauh dan memutuskan untuk tidak pernah kembali. Membawa sepasang sepatu itu pergi. Aku menutup rasa yang pernah ada dengan rasa terima kasih. Ri On pernah bilang, " Jika hati itu dibuka lagi, perasaan itu akan terlarut kembali. Jika dibuka dua kali, maka itu kesedihan. Jika dibuka ketiga kali, rasanya sangat menusuk. Jika dibuka lagi dan lagi...maka hati itu terkoyak-koyak."

Saat beberapa waktu yang lalu kamu pernah bertanya kenapa aku selalu menutupi rasa itu terhadapnya, aku menjawab dalam diam, "hati ini tak ingin terkoyak.". Dan aku tak ingin jadi orang serakah yang pada akhirnya tidak mendapat apa-apa.

Komentar

Postingan Populer