Aja...aja...ada....

Sepanjang yah ampir dua tahun terakhir saya mengajar, ada satu hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Saya tidak pernah berpikir bahwa suatu hari saya akan menghadapi hari seperti ini. Apa rasanya jika murid anda diperkosa? Bagaimanakah anda seharusnya bersikap/ menyikapinya? I never thinked about it.

 Saat pertama kali mendengar kabar tersebut, ya...kagetlah. Lebih kaget hal tersebut terjadi saat dia membolos dari sekolah saat saya mengajar. Kronologisnya, saya tidak tahu pasti. Dia membolos sekolah diajak pacarnya ke bukit, sebutan pinggir hutan daerah sekolah kami. Entahlah...dia dikerjain empat orang.

Ada sisi dimana saya berpikir bahwa, pendidikannya jangan terputus. Maksud saya, dia jangan dikeluarkan dari sekolah. Yah... kecuali dia sendiri yang mengundurkan diri. Tapi, Bagaimana kondisi psikologisnya sekarang? Apakah trauma? Apakah down takut lingkungan sekitarnya memperoloknya? Atau...justru biasa-biasa aja. *argh bego bukannya ditanyakan#nepukjidat.

Terlepas dari kondisi si anak, saya jadi ngaca. Mengevaluasi diri maksudnya. Saya ini pengajar IPA. Apa sebaiknya tahun depan saya menyisipkan norma, undang-undang, kesehatan reproduksi dan tujuannya dibuat UU pernikahan, dan KB dari sudut pandang kepentingan masyarakat? Ah, tahun depan kelamaan.... Tindakan nyata apakah yang dapat saya lakukan dalam waktu dekat agar hal semacam ini tidak terulang? Dulu saya mendapat pengetahuan itu, bertahap di keputrian DKM. Di kelas saat pelajaran agama.... IPA? mmm no comment waktu itu cuma nonton di lab terusss ulangan.

Beri saya ide! Apa yang sebaiknya saya lakukan dengan kapasitas saya?

Komentar

Postingan Populer