Janji

Buat saya.... janji itu utang. Kalo saya berjanji, berarti saya punya hutang untuk melunasinya. Makanya, saya harus ingat betul dengan janji-janji yang sudah saya buat. Ngomong-ngomong soal janji ada dua janji yang bisa bikin gondok dan janji yang menjadi beban tersendiri.

Yang pertama, seseorang pernah janji pada saya bahwa dia akan membayar hutangnya hari Jumat. Jumat, isi rekening saya tidak berubah. Sebuah pesan singkat pun mampir pada hari senin yang mengabarkan permohonan maaf keterlambatan pembayaran hutang, dan hutang tersebut akan dibayarkan hari tersebut. Hari tersebut, hutang itu tetap belum dia bayar. Hari jumat berikutnya.... hutang tersebut belum terbayarkan juga hingga hari ini.

Saya berbisnis bukan mencari pengalaman semata, tapi tujuan saya berbisnis adalah mencari untung dan tentunya tidak ingin buntung. Orang yang berbisnis seharusnya perhitungan bukan? Nah berarti orang yang berjanji membayar hutang dan tidak melunasinya... bagi saya dia berhutang kuadrat. Hutang janji dikali hutang uang sama dengan hutang kuadrat.

Jika anda berjanji, sebaiknya dipikir terlebih dahulu!

Yang kedua, saya yang membuat janji, bukan dijanjikan. Saya pernah berjanji pada seorang teman ketika kelas 3 smp bahwa saya akan selalu menjadi temannya. Nah.... ini nih mulutku harimauku.... Apa daya kalo berbicara tentang hati, hatiku jatuh hati padanya. Dan kebetulan hatinya jatuh pula padaku. Repotnya, dia memintaku jadi kekasihnya. Apa daya, janji ya janji. Saya menolaknya untuk menjadi kekasihnya. Sedihnya sepertinya dia lupa pada janji saya, saya akan selalu menjadi temannya.... sehingga dia tidak pernah tahu apa yang saya rasakan.

Yah.... sekali lagi, jangan asal berjanji jika tidak bisa ditepati.

Komentar

Postingan Populer