Penantian di Balik Jendela

Seorang anak duduk di balik jendela disuatu pagi. Sayup-sayup terdengar suara Doraemon sedang mengeluarkan senter pengecil dari kantong ajaibnya. Anak itu memandang ke luar jendela, tak menghiraukan apa yang ada dibelakangnya... dan dia menanti.


Hari demi hari berganti... saatnya pembagian raport. Setiap siswa dituntun orangtuanya menghadap guru masing-masing. Tapi tidak terjadi padanya. Sepulang sekolah, di berdiri tercenung di balik jendela.... Seseorang memutarkan Doraemon di layar televisi. Dia pun berbalik duduk di depan TV, menonton serial yang sedang menyuguhi kartun yang memiliki laci ajaib yang memiliki lorong waktu. “Andai saja aku dapat mencegah semua itu terjadi, mungkin tak kan begini jadinya....”

Sebuah luka telah hadir dihatinya. Ia mencoba menutupinya dengan sebuah senyum yang selalu menghiasi wajahnya. “I  can live without you.” Ungkapnya suatu hari dibalik jendela rumah sakit pasca oprasi jantungnya.

Graduation, orang tua berbondong-bondong mengantarkan anaknya ke acara tersebut dengan mimik bangga anaknya dapat lolos dari lubang jarum yang bernama UN. Dia menekan nomor yang tertera di ponselnya, “ Ran, gua jadi ya nebeng mobil bonyok lo!”
I never want you here right now!” katanya kepada dirinya sendiri.

One day, dia ada wawancara kerja. Dia menatap iri seorang perempuan yang sedang merasa gengsi bokapnya memegang bahunya sambil berkata, kamu pasti lolos. “I can! Without suport from you!” geming hatinya.

Waktu yang disediakan Tuhan begitu terbatas untuk setiap pekerjaan yang harus dikerjakan umatnya. Dapat memanfaatkan waktu dengan baik berarti tergolong orang yang beruntung, dan bagi yang tidak... ya buntung. Dia memanfaatkan waktunya yang terbatas dengan aneka pekerjaannya yang memicu pacu otaknya, agar tidak ada tempat baginya untuk berfikir berada di balik jendela, menanti, dan buang-buang waktu.

Disela-sela pekerjaannya dia iseng, mengecek pesan singkat yang memenuhi ponselnya yang umumnya berisikan tugas-tugas yang harus dikerjakan olehnya. Terselip sebuah pesan,
neng kunaon tiap2 bpk telepon ka HP/ Rmh tara kersa
Hampura Bpk bilih ngarepotkeuntapi tetep Bpk perasan aya di jalan nuleres. .....! (ti dtk ieu Bpk moal tlp deui ham pura)

Hah? Kapan? Kapan gue ada di rumah? Kapan Hp gue bunyi dengan layar bertuliskan nama die? What do you mean?”

Komentar

Postingan Populer